Bimbala Das, nama wanita tersebut, mengenakan kain sari berbahan sutera pada upacara yang dilakukan Rabu keLmarin di desa Atala dekat Orissa, ibu kota Bhubaneswar. Pendeta yang memimpin upacara melantunkan mantra-mantra untuk menyatukan ikatan pengantin tersebut.
Sayangnya sang ular enggan muncul di sarang semut, tempat si ular tinggal. Sebagai gantinya, sebuah patung ular dari kuningan dipakai untuk mewakili "mempelai lelaki" yang malu-malu itu.
"Meski ular tidak boleh bicara, tapi kami memiliki cara sendiri untuk berkomunikasi," kata Das, yang berusia 30 tahun. "Setiap masa saya meletakkan susu di dekat sarang semut tempat ia tinggal, ia pasti muncul dan meminumnya. Saya sering mengunjunginya setiap kali saya lalu daerah situ dan ia sama sekali tidak pernah menyakiti saya," tutur Das.
Para penduduk desa menyambut gembira pernikahan tersebut, kerana mereka percaya pernikahan ini akan membawa kemakmuran. Mereka menyemarakkan pesta pernikahan tersebut dengan nyanyian. Ular, khususnya kobra adalah haiwan yang dimuliakan dalam simbol agama India.
Das yang berasal dari kasta rendah, masuk dalam sekte Vaishanv, sebuah sekte pencinta binatang dan vegetarian. Para tokoh sekte itulah yang memberi izin kepada Das untuk menikahi kobra, salah satu reptilia berbisa yang panjangnya boleh mencapai lima meter.
"Saya bahagia," kata ibu Das, Dyuti Bhoi, yang memiliki dua anak perempuan lain dan dua anak laki-laki yang belum menikah. "Bimbala Das sebelumnya menderita penyakit dan kami tidak memiliki wang untuk berobat. Lalu ia mulai memberikan susu kepada ular dan penyakitnya sembuh. Hal itulah yang membuatnya jatuh cinta," kata Bhoi.
Setelah pernikahan, Das pindah ke pondok yang baru dibangun di dekat sarang semut. Di awal tahun ini, seorang gadis pedalaman menikahi anjing di daerah pedalaman dekat Bhubaneswar.
No comments:
Post a Comment